Minggu, 18 September 2011

resisten pun bisa jadi pop

ternya gak semua yang merupakan bagian dari resistensi budaya pop a.k.a popular, akan tetap resisten. malah bisa jadi,yang awalnya merupakan bentuk resistensi budaya pop, malah makin kesininya jadi bagian dari bdaya pop. 

ok, kalian pasti akan bertanya,nah kok bisa?? berarti gak konsisten dong??

jadi gini sob, yang resisten bisa jadi ngepop, karena ketika mereka melakukan resistensi modal mereka kurang kuat. bisa jadi modal ekonomi yang mereka miliki kurang kuat. jadi dalam perjalanan mereka yang resistensi sering bebenturan dengan finansial atau berbenturan dengan kebutuhan pasar.

seperti kopi sob, awalnya kopi merupakan minuman yang melambangkan bentuk resisten terhadap teh yang pada saat itu pajaknya mahal banget, tapi sekarang malah kopi lebih populer dari teh. kenapa bisa gitu, karena sekarang masyarakat lebih suka minum kopi dan untuk sebagian besar laki-laki ketika minum kopi lebih terlihat keren dari pada ketika mereka minum teh. ok sebagai contoh coba kalian lihat, berapa banyak kedai kopi dari pada kedai teh?? klo menurut saya jelas lebih banyak kedai kopi sob. 

jadi gini sob, sekarang gini deh. untuk minum kopi, kita bisa milih cafe untuk minum kopi dengan berbagi macam varian yang berbeda dari setiap kopi, tapi untuk teh kita agak sulit milih minum teh di sebuah cafe yang memiliki varian khusus untuk diminum.. kemudian untuk si pembuat kopi sendiri yang biasa disebut barista, ada sertifikat internasionalnya sedangkan teh tidak ada. kemudian sekarang harga secangkir kopi lebih mahal dari secangkir teh. bahkan ketika kita membawa secangkir kopi dengan merk tertentu dengan berjalan di tempat keramaian, kita mendapatkan sebuah kebanggan tersendiri. berbeda ketika kita berjalan ditempat tertentu dengan membawa secakir teh atau segelas teh, kita tidak mendapatkan sebuah kebanggan tertentu dari orang lain sob..

terus sebagai contoh lagi, dulu pada awal mulanya, distro merupakan bentuk dari sebuah industri yang resisten terhadap industri baju yang dijual di sebuah mall. pada awalnya jumlah baju yang dijual di distro jumlahnya terbatas dan tiap desain pakaian memiliki jumlah maximal untuk dijual. namun sekarang jumlah pakaian yang dijual di distro tidak lagi terbatas. dan ketika kita dulu beli baju di mall kita akan bangga mengatakannya kepada orang lain, namun sekarang berbeda kebanyakan dari kita lebih bangga ketika membeli pakaian di distro. ketika kita membeli suatu pakaian di distro, maka kita akan dianggap sebagian besar anak muda kalau kita lebih gaul atau trendy daripada ketika kita membeli pakaian di suatu mall.

nah baik kopi dan distro kenapa bisa jadi populer, padahal awal mulanya distro maupun kopi merupakan gerakan resisten, klo menurut saya, karena uang dan menjadi popular lebih enak. ya mereka bisa seperti karena sekarang ini, karena mereka terus berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari segi finansial..

bukan berarti mengejar keunutungan finansial dalam suatu usaha atau industri tidak boleh, malah menurut saya memang harus seperti itu. mugkin diantara kalian yang baca tulisan ini, menganggap saya adalah orang yang iri dengan kesuksesan mereka sehingga membuat tulisan seperti ini. tapi itu sah-sah saja,karena sangat tidak mungkin semua yang membaca tulisan ini harus memiliki persepsi yang sama dengan saya. 

saya menulis ini, karena saya hanya ingin share aja dan tulisan ini sangat terbuka untuk dikritik. 

mungkin dulu kita sering mendengar kalau materi menentukan ide. bagi saya itu benar, karena untuk menjadi orang yang idealis ada harga yang sangat mahal untuk dibayarkan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar