Selasa, 27 September 2011

perubahan perlu, tapi tdk revolusi


Indonesia memang negara yang besar dan sekarang memang negara ini memiliki masalah dan membutuhkan perubahan sob. kalau dilihat dari segi ekonomi, jelas kita butuh perubahan distu meskipun perekonomian kita cenderung stabil saat ini bandingkan dengan perekonomian di negara-negara eropa ataupun amerika serikat, perekonomian kita jauh lebih sehat daripada mereka, tapi tetap perlu adanya perubahan. kemudian di bidang politik dan sosial, klo yang satu ini memang benar2 butuh perubahan yang signifikan. kenapa begitu, karena bidang sospol ini sangat mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan kita sob.

ok kita lihat dulu hubungannya sosial politik di kehidupan kita. politik, bidang ini jelas berhubungan langsung dgn kehidupan kita, siapa yg membuat peraturan atau undang2 jawabanya jelas pemerintah dan anggota parlemen, kemudian siapa yg berada di pemerintahan dan parlemen atau dewan, jelas para individu yang terafliasi pada partai politik. mereka, yang saya maksud pemerintah dan dewan, mereka bersama-sama membuat peraturan dan perundangan yang tentu ada dampak nyata pada kehidupan kita. mereka yang membuat peraturan ttng upah minimum, mereka yang bisa menentukan sektor-sektor mana saja yg perlu diberi subsidi. nah ini kan jelas langsung bersentuhan dgn kehidupan kita, mereka bisa menentukan upah minimum untuk kita sob. sementara upah minimum tu jelas berkaitan erat dengan harga di pasar, klo suatu daerah upah minimumnya semakin gede biasanya harga barang di pasar juga ikut tinggi juga. kemudian mereka juga berhak menetukan mana-mana aja yg perlu disubsidi. contoh gampanya adalah harga bahan bakar, klo pemerintah kasih subsidi disektor ini, harga bahan bakar cenderung lebih terjangkau sob, klo harga bahan bakar gak dikasih subsidi jelas harganya makin gak karuan alias jadi lebih mahal. nah klo bahan bakar harganya mahal barang2 di pasar jg ikut mahal sob. 

jadi mereka harusnya memikirkan rakyat kecil juga sob. tp nyantanya apa sob, mereka yang duduk di sana jarang bgt mikirin rakyat kecil. memang sih pas mereka belum duduk nyaman di sana mereka pernah janji bakalan mikirin nasib rakyat yang minoritas. eit tunggu dulu, mereka gak salah lho sob, mereka beneran mikirin rakyat minoritas janji mereka terhadap rakyat yg minoritas terpenuhi, tp asal kalian tahu sob, rakyat minoritas kan rakyat yang secara finansial mapan.di Indonesia kan lebih banyak sob. jadi kayaknya kita agak salah persepsi dgn janji mereka...hehehehehhehehe

ok, jadi kita perlu perubahan disitu. besok2 klo ada pilihan wakil rakyat kita mesti pilih mereka yang punya janji buat lebih memperhatikan rakyat mayoritas, karna rakyat yang miskin tu lebih banyak sob.  terus kita yang masih muda jgn pernah lagi apatis sob. klo kita cuek dengan politik berarti nasib kita ya cuma gini2 aja, kita perlu kritis, mereka perlu kita buat lebih memperhatikan sob. paling gak kalau kalian punya saudara yg jadi wakil rakyat, tolong deh diingetin klo mereka mulai lebih mentingin partainya dari pada rakyat mayoritas.soalnya nasib kita juga ditentukan oleh mereka sob, klo mereka mentingin partainya jelas kita bakal jarang diperhatiin. 

biasanya mereka juga agak keder klo ada intervensi dari negara asing, nah klo da gini sob. tugas kita buat yakinin mereka buat berani nolak intervensi negar asing yg justru sering ngerugiin negara. 

gini sob, kita memang butuh perubahan. tapi perubahan itu jgn datang dari revolusi. knp??? karena biaya yg harus dikeluarkan untuk revolusi tu mahal bgt sob. kita gak akan rugi secara materi aja sob, secara psikis kita akan mengalami trauma yg berat. kalian masih inget dong reformasi tahun '98. saya gak pingin peristiwa itu terulang, terlalu mahal darah putra harapn bangsa ini jika harus dikeluarkan seperti itu, terlalu mahal juga nyawa2 calon pemimpin bangsa yg bijak dan punya visi yg bagus jika harus hilang saat revolusi. menurut saya uda cukup peristiwa '98 kemarin dan jgn pernah lagi ada peristiwa seperti itu.

INDONESIA BUTUH PERUBAHAN, TAPI BUKAN LEWAT REVOLUSI!!!!!!

saya yakin kita bisa kok...

Minggu, 18 September 2011

resisten pun bisa jadi pop

ternya gak semua yang merupakan bagian dari resistensi budaya pop a.k.a popular, akan tetap resisten. malah bisa jadi,yang awalnya merupakan bentuk resistensi budaya pop, malah makin kesininya jadi bagian dari bdaya pop. 

ok, kalian pasti akan bertanya,nah kok bisa?? berarti gak konsisten dong??

jadi gini sob, yang resisten bisa jadi ngepop, karena ketika mereka melakukan resistensi modal mereka kurang kuat. bisa jadi modal ekonomi yang mereka miliki kurang kuat. jadi dalam perjalanan mereka yang resistensi sering bebenturan dengan finansial atau berbenturan dengan kebutuhan pasar.

seperti kopi sob, awalnya kopi merupakan minuman yang melambangkan bentuk resisten terhadap teh yang pada saat itu pajaknya mahal banget, tapi sekarang malah kopi lebih populer dari teh. kenapa bisa gitu, karena sekarang masyarakat lebih suka minum kopi dan untuk sebagian besar laki-laki ketika minum kopi lebih terlihat keren dari pada ketika mereka minum teh. ok sebagai contoh coba kalian lihat, berapa banyak kedai kopi dari pada kedai teh?? klo menurut saya jelas lebih banyak kedai kopi sob. 

jadi gini sob, sekarang gini deh. untuk minum kopi, kita bisa milih cafe untuk minum kopi dengan berbagi macam varian yang berbeda dari setiap kopi, tapi untuk teh kita agak sulit milih minum teh di sebuah cafe yang memiliki varian khusus untuk diminum.. kemudian untuk si pembuat kopi sendiri yang biasa disebut barista, ada sertifikat internasionalnya sedangkan teh tidak ada. kemudian sekarang harga secangkir kopi lebih mahal dari secangkir teh. bahkan ketika kita membawa secangkir kopi dengan merk tertentu dengan berjalan di tempat keramaian, kita mendapatkan sebuah kebanggan tersendiri. berbeda ketika kita berjalan ditempat tertentu dengan membawa secakir teh atau segelas teh, kita tidak mendapatkan sebuah kebanggan tertentu dari orang lain sob..

terus sebagai contoh lagi, dulu pada awal mulanya, distro merupakan bentuk dari sebuah industri yang resisten terhadap industri baju yang dijual di sebuah mall. pada awalnya jumlah baju yang dijual di distro jumlahnya terbatas dan tiap desain pakaian memiliki jumlah maximal untuk dijual. namun sekarang jumlah pakaian yang dijual di distro tidak lagi terbatas. dan ketika kita dulu beli baju di mall kita akan bangga mengatakannya kepada orang lain, namun sekarang berbeda kebanyakan dari kita lebih bangga ketika membeli pakaian di distro. ketika kita membeli suatu pakaian di distro, maka kita akan dianggap sebagian besar anak muda kalau kita lebih gaul atau trendy daripada ketika kita membeli pakaian di suatu mall.

nah baik kopi dan distro kenapa bisa jadi populer, padahal awal mulanya distro maupun kopi merupakan gerakan resisten, klo menurut saya, karena uang dan menjadi popular lebih enak. ya mereka bisa seperti karena sekarang ini, karena mereka terus berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari segi finansial..

bukan berarti mengejar keunutungan finansial dalam suatu usaha atau industri tidak boleh, malah menurut saya memang harus seperti itu. mugkin diantara kalian yang baca tulisan ini, menganggap saya adalah orang yang iri dengan kesuksesan mereka sehingga membuat tulisan seperti ini. tapi itu sah-sah saja,karena sangat tidak mungkin semua yang membaca tulisan ini harus memiliki persepsi yang sama dengan saya. 

saya menulis ini, karena saya hanya ingin share aja dan tulisan ini sangat terbuka untuk dikritik. 

mungkin dulu kita sering mendengar kalau materi menentukan ide. bagi saya itu benar, karena untuk menjadi orang yang idealis ada harga yang sangat mahal untuk dibayarkan..